Kekuatan Persahabatan yang
Mengalahkan Sihir
Pemain :
Ø
Putri sebagai
Prolog
|
Ø
Aditya sebagai Raja Eumus
|
Ø
Tri Mally sebagai Eneng
|
Ø
Darus sebagai Raja Usep
|
Ø
Milda sebagai Siti
|
Ø
Kamal sebagai Mang Diman
|
Ø Sela sebagai Dewi Icih
|
Ada
dua orang sahabat yaitu Eneng dan Siti. Mereka seorang pelajar di SMA Merdeka. Mereka
merupakan sahabat yang tak terpisahkan, mereka selalu pergi bersama-sama. Suatu
hari mereka baru pulang dari sekolah.
Siti :
“Hari ini sangat melelahkan, habis olahraga langsung ulangan, Huft!”
Eneng : “Iya sih, tadi olahraganya lari-lari
gituh.”
Siti : “Heem, aku harus langsung
mandi nih.”
Saat
mereka sedang asik bincang-bincang, tiba-tiba saja orang misterius menabrak Eneng
*duggss*.
Eneng : “Aww, hati-hati dong!” (eneng
pun terjatuh)
Siti :
“Jalan pake mata dong!!!”
Raja Usep : “Ma’af permisi saya buru-buru.” (jalan
cepat, kotaknya jatuh)
Eneng :
“Apaan ini ?”
Siti
: “Jangan di buka biarin aja disitu. Jangan-jangan hantu Di dalamnya.”
Eneng :
“Ha? masih percaya sama hantu ? lagian ini jam (melirik ke jam tangan) 1 siang...
Para hantu belum waktunya keluyuran hahaha.”
Siti :
“yadeeeh”
Dengan
rasa penuh penasaran Eneng dan Siti membuka kotak itu, dan munculah 2 cahaya,
yang satu berwarna merah dan yang satu berwarna putih. Alicia masuk
cahaya putih sedangkan Lavender masuk ke cahaya
merah. Ternyata Alicia, di sebuah tempat misterius yang entah apa itu
namanya. Tempat yang menyeramkan penuh dengan tongkat-tongkat kecil dan buku
berjejeran rapi di rak-rak setinggi gunung jayawijaya. Seperti perpustakaan
namun lebih mirip gudang.
Raja Eumus : “Dia seorang manusia. Yees akhirnya dapat
kekuatan.”
Raja
Eumus sedang mencoba sihir barunya, ia pun menghilangkan semua unsur manusianya
pada Eneng. Sekarang Eneng tidak tahu apa-apa dan lupa akan kehidupan
didunia. Lalu Eneng pun tersadar.
Eneng : “Di…
dimana aku ?”(sambil melihat-lihat)
Raja Eumus : “Selamat Malam, Kamu ada di ruangan
saya, kantor sekolah penyihir.”
Eneng : “bagaimana aku bisa di
sini ?”(sambil melihat-lihat)
Raja Eumus : “kamu di temukan tersangkut di atas pohon
di taman sekolah.”
Eneng : “haa ???”
Raja Eumus : “Iya, Kamu tak apa-apa?”
Eneng :
(menggelengkan kepala sambil kebingungan). “Dan siapa kamu?”
Raja Eumus : “Perkenalkan namaku Eumeus
Sunandar. Panggil saja Raja Eumus, karena saya yang Memimpin kerajaan
sihir timur.”
Eneng :
“Apa, kerajaan sihir timur? Namaku Eneng.”
Raja Eumus :
“STOP WES EROH, sepertinya kamu sudah baikan, kalau
begitu mari aku ajak jalan-jalan ke sekitar Sekolahan”
Eneng dan
Raja Eumus berjalan-jalan mengelilingi setiap ruangan demi ruangan di
Sekolah Penyihir Abracadabra. Dan pada saat itu Eneng resmi menjadi
murid di sekolah itu. Sementara Siti terjebak di negeri
penyihir juga. Namun berbeda kerajaan. Negeri Penyihir Barat yang dipimpin oleh
seorang Raja Usep.
Raja Usep :
“siapa dia ? sepertinya bukan darah penyihir. Wooooy bangun
(menggoyang-nggoyangkan tubuh Siti) bagaimana ini ?”
Mang Diman : “Kita sudah dapat mangsa raja.”
Raja Usep : “maksudmu ?”
Mang Diman :
“Ingat gak kata-kata Tn. Doleon untuk mengalahkan negri penyihir timur kita harus
mendapatkankan energy dan energy itu berasal dari dia” (sambil menunjuk ke Siti)
Raja Usep :
“Biar ku cek apakah dia seorang manusia ? Ternyata benar. Segera beritahu Tn. Doleon.
Segera beritahukan apa yang akan kita lakukan setelah ini.”
Dadang : “kita cuci otaknya saja raja!”
Raja Usep : “Cuci otak? Kamu kira ini pakaian
dicuci-cuci!”
Mang Diman :
(menepak jidat) “Aduuuhh raja, maksudnya kita peralat dia menjadi energi yang
kita butuhkan. Hilangkan semua jiwa manusianya.”
Raja Usep : “Pintar juga kamu” (membaca
mantra, Siti pun sadar)
Siti :
“Dimana ini ? siapa kalian ?”
Raja Usep :
“kamu berada di Negri penyihir Barat, aku raja Usep yang memimpin kerajaan ini.
Dan ini asistenku mang Diman.”
Siti :
“ha ??” (mundur-mundur)
Raja Usep : “Tenang kita tidak akan macam-macam padamu. Kita
orang baik.”
Hari
berganti hari Eneng sudah bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan
penyihir. Beberapa mantra sudah di hafalnya. Begitu juga Siti. Kepribadiannya
berubah menjadi sangat kejam. Siti sekarang berbeda dengan
dulu. Bahkan Siti tidak segan-segan membunuh orang yang menyakitinya.
Dia sangat kuat, jiwanya sudah dirasuki oleh penyihir barat tidak ada lagi Siti
yang baik. Sementara itu di kantor sekolah Abracadabra.
Raja Eumus :
(menggebrak meja) “Bagaimana ini ? bingung mikirin kayak gini terus bisa-bisa
gak Ganteng lagi karena banyak yang sumpek.”
(Eneng
mauk ke ruangan) *tok tok tok*
Raja Eumus : “Masuk!”
Eneng : “Ada apa raja memanggil
saya ?”
Raja Eumus :
“aku sudah meneliti rapot mu dan memang kamu yang paling baik.”
Eneng : “lalu apa hubungannya
dengan saya dipanggil kesini ?”
Raja Eumus : “duduk dulu, baca surat ini
!”
Eneng :
“Dear para penyihir. Sudah lama kami tidak bertemu dengan kalian. Dan tentu Aku
merindukan kalian. Haha.. kami sudah mendapat kekuatan dari Seorang manusia,
lalu apa tanggapanmu? Sabtu malam minggu kami tunggu Di pintu pembatas bawa
pasukanmu. Kita selesaikan masalah ini jam 8.”
With
All Our Love
Kerajaan
Penyihir Barat
Raja Eumus : “Bagaimana ?”
Eneng :
“Ini dari Raja Usep, mengajak kita untuk berperang?”
Raja Eumus : “Iya, apa tanggapanmu ?”
Eneng :
“Baiklah, besok kan sabtu malam minggu. Kita selesaikan bersama-sama
raja.”
Raja Eumus : “bagus, sebaiknya kita
balas surat itu.”
2
jam kemudian surat itu sudah selesai. Raja Eumus mengirimkan surat
itu lewat angsa terbang. Surat itu di tali dengan kaki
angsa. Dan Angsa itupun terbang. 3 jam kemudian angsa itu sampai ke
kerajaan penyihir barat.
Siti :
“Raja, raja, kamu dimana ?
Raja Usep : “Saya disini, ada apa ?”
Siti :
“Aku mendapat kiriman surat, ini dari Kerajaan penyihir timur.”
Raja Usep :
“Mang Diman, kemari suratnya sudah dibalas” (Mang Diman datang, kemudian Siti,
dan ratu membuka surat)
Siti & Raja Usep :
“Apaaaaaaaaaaaaaaaaaa?”
Siti :
“2 lawan 2?”
Mang Diman : “Coba lihat (membuka surat) apaaa ???”
Siti & Raja Usep :
“Telaaaaaaaat ”
Raja Usep : “Segara laksanakan perang itu.”
Mang Diman : “Untuk perang besok saya absen dulu raja.”
Raja Usep : “Bukannya setiap perang
kamu gak ikut ya ??”
Mang Diman : “hehe... saya ada keperluan lain”
Raja Usep : “Sudahlah,
ga ada alasan lain? Bilang aja takut. Sudah pergi sana.”
Mang Diman : “iya raja” (pergi)
Raja Usep : “Tapi sayangnya kotak
Withces hilang.”
Siti :
“Kotak apa itu ??”
Nymphadora : “Kotak energy kerajaan penyihir
barat aku ingat, waktu aku bermain ke negri manusia aku menabrak 2 orang gadis.
Mungkin tertinggal di dunia manusia.”
Siti :
“Maksudmu, tunggu sebentar... (beberapa
detik kemudian) seperti ini?”
Raja Usep : “Nah, akhirnya tidak hilang juga.
Dapet dari mana ?”
Siti :
(menggeleng)
Raja Usep
: “Jangan-jangan (menerawang Siti) benar. Ah sudah lah itu tidak penting.”
Tepat
pukul 8 sabtu malam minggu mereka pun datang ke pintu pembelah tepat waktu. Ini
lah pintu pembelah atau yang dinamakan pintu berlian, pintu yang memisahkan
antara kerajaan penyihir barat dan kerajaan penyihir timur. Siapapun tidak
dapat menembus pintu berlian ini, kecuali seorang manusia, dan sihir.
Raja Usep :
“Hahaha ternyata kau benar-benar datang. Aku akan segera membalaskan dendam
rakyatku, aku akan mengalahkanmu”
Pertarungan
pun dimulai. Tidak ada yang bersedia mengalah, karena setiap kerajaan memang
ingin dendamnya segera terbalas.
Raja
Eumus terhempas, energinya sudah mau habis. Dia tidak bisa berbuat apa-apa
nasib kerajaan penyihir timur ada ditangan Eneng. Eneng yang tidak
tega melihat Raja Eumus tergeletak tak berdaya tidak sadar telah menembus
pintu Berlian. Saking marahnya Eneng tidak merasakan guncangan
setelah menembus pintu berlian.
Eneng : “Kurang ajaaaaaaaaaaaar,
hiyaaaaaaaaa”
Raja Usep :
“Pintunya !! hiyaaaaaaaaaa. Sitiiii !” (Siti menyatukan kekuatan dengan raja)
Karena
perang ini 2 lawan 1 otomatis Eneng terhempas dan pingsan.
kekuatannya tidak sekuat kekuatan Raja Eumus, tetapi ia jatuh dan tidak
bisa berbuat apa-apa.
Raja Usep :
“Sebentar lagi aku yang jadi pemenangnya. Dendam rakyatku terbalas”
Siti :
“Betul raja, sebaiknya kita habisi saja balon jelek ini.”
Raja Usep : ”Yaaap. Sekarang giliranmu cepat
bunuh dia.”
Siti :
(mengangguk, mulai membaca mantra)
Hampir
saja Siti akan menghabisi Eneng. Eneng sahabatnya sendiri, Eneng terbangun.
Wajahnya pucat pasi. Mata Eneng dan Siti bertautan. Siti pun terdiam
seperti mengingat – ingat sesuatu.
Raja Usep :
“Kenapa ? kenapa berhenti ?? bunuh saja tidak usah ragu-ragu! (Siti tetap
terdiam)
Eneng : “Bunuh saja aku ?? kenapa diam
??”
(Raja
menghampiri Siti dan menariknya mundur dengan paksa)
Raja Usep : “Biar aku saja.”
Siti :
“Raja Usep, Ternyata kau pembohong.”
Raja Usep : (berbalik) “Apa maksudmu ??”
Siti :
“Kau kejam Usep, kau telah membuatku menyakiti sahabatku sendiri. Aku sadar,
ternyata seorang raja telah mengajari rakyatnya menyakiti sahabatnya sendiri demi
kepentingan tidak jelas ini! Apa ini yang namanya seorang Raja!”
Raja Usep : “Siti, JAGA UCAPANMU !”
Siti :
“Apa? Bunuh saja aku! Cepat lebih baik aku yang terluka dari pada sahabatku!”
Eneng pun juga ingat atas sahabatnya sendiri yaitu
Siti.
Eneng : “Kumohon jangan.”
Raja Usep : (mengarahkan tongkat sihir ke arah Siti)
Tapi
tiba-tiba tongkat Raja Usep jatuh tanpa sebab. Suasana menjadi mendung,
kemudian cerah, begitu seterusnya. Ternyata Dewi dari seluruh kerajaan penyihir
datang, dia adalah Dewi Icih.
Dewi Icih : “Hentikan !”
Raja Usep & Siti :
(hormat kepada dewi Icih)
Dewi Icih :
“Apa yang telah terjadi di kerajaan yang setelah bertahun-tahun hidup tentram
dan Aman ini? Kalian telah melanggar janji (berjalan ke arah Eumus dan
mengucapkan mantra untuk memulihkan kekuatan Eumus)
Raja Eumus : (Raja Eumus tersadar) “Dewi Icih” (hormat)
Dewi Icih : “Masih ingat akan perjanjian damai?”
(Semuanya
pun terdiam)
Dewi Icih :
“Kalian telah melanggarnya. Tapi siapa dia dan dia ? (menunjuk ke arah Eneng
dan Siti)
Raja Usep : “Diaa…”
Siti :
“Saya Siti dan ini sahabat saya Eneng, kami dari dunia manusia.”
Dewi Icih : “Ha? Eumus segera pulihkan
kekuatan gadis itu. (menunjuk Enenng)
Raja Usep : (mengangguk)
(Eneng
sadar, kemudian duduk badannya masih lemas)
Dewi Icih : “Bagaimana ceritanya kalian
berdua bisa ada disini ?”
Siti :
“Dulu waktu pulang dari Sekolah Eneng ditabrak orang misterius, yang ternyata
itu adalah raja Usep. Lalu kami menemukan kotak misterius juga. Penasaran
dengan isi kotak itu aku membukanya, lalu ada 2 sinar muncul sinar merah dan
putih. Setelah aku sadar ternyata aku sudah ada di kerajaan penyihir barat.”
Dewi Icih : “Lalu, apa penyebab kalian perang
?”
Raja Eumus :
“Maafkan kami, kami tidak menepati janji. Kejadian ini ada penyebabnya kerajaan
penyihir timur telah menghianati perjanjian damai yang telah disepakati.”
Dewi Icih : “Maksudmu ?”
Raja Usep :
“Kami membuat perjanjian yang isinya, siapa saja yang telah membunuh salah satu
anggota dari kerajaan ini, berarti telah berhianat dan pantas di beri hukuman !
Dewi Icih : “Lalu ?”
Raja Usep :
“Tapi salah satu dari rakyat kerajaan penyihir Timur melanggarnya. Dia telah
membunuh Sybill, pemimpin keamanan di kerajaan. Entah kekuatan sihir apa yang
bisa melumpuhkan Sybill.”
Dewi Icih : “Hanya gara-gara itu ?”
(Raja
Usep dan Raja Eumus menganggu)
Raja Usep : “Tidak, lalu kami berfikiran untuk
membalaskan dendam kita.”
Dewi Icih :
“Apakah penyebab dari perang ini dia? (menunjuk Mang Diman yang bersembuyi
dibalik semak-semak)
Raja Usep : “Mang
Diman ? Tidak mungkin”
Dewi Icih :
“Dia yang berniat untuk merusak 2 kerajaan ini. Dia ingin menjadi penguasa
disini!”
(Mang
Diman berlari tapi di sihir oleh Dewi Icih)
Dewi Icih :
“Saya tidak menyangka, saya kira kerajaan kalian aman dan damai. Ternyata…(menggelengkan
kepala) Dimana persahabatan antar kerajaan ini? Kalian tidak menyadari orang
disekelilingmu juga bisa menyakitimu. Menghancurkanmu, kalian harus waspada.
Sekarang aku Tanya, kapan dan untuk apa dibuat pintu berlian ini?”
Raja Usep : “100 tahun yang lalu, agar
pembantaian tidak terjadi.”
Dewi Icih :
“Ternyata kalian belum sadar juga. Semua makhluk diciptakan untuk saling
mencintai bukan untuk saling menyakiti.”
Siti :
“Juga untuk saling bersahabat. Berbagi bahagia satu sama lain”
Dewi Icih :
“Iya, Apa yang ada di benak kalian? Membalas bukan jaminan untuk bahagia! Tidak
seperti ini caranya! Apa kalian tidak punya perasaan?”
Raja Usep : “Maafkan saya Dewi!”
Dewi Icih :
“Jangan minta maaf kepada saya, minta maaf kepada Raja Eumus, dan ke dua gadis
itu cepaat. Kau juga Eumus.”
(saling
meminta maaf)
Raja Usep : “Maafkan saya Eumus, maafkan juga Siti
dan Eneng atas perbuatanku”
Dewi Icih :
“Dan untuk Siti dan Eneng saya akan mengembalikan kalian kedunia manusia.”
Siti :
“Terima kasih dewi Icih, mungkin kalau dewi pamona tidak datang saya dan Eneng tidak
dapat kembali ke dunia manusia.”
Eneng :
“Saya juga. Sekarang saya sadar Membalas bukan jaminan bahagia. Membalas bukan jaminan rasa puas.
Saya mengerti arti bahagia yang sesungguhnya.”
Dewi Icih : “Sama-sama.”
Raja Eumus :
“Terima kasih Dewi Icih, sekarang saya memutuskan untuk damai dengan negri
Penyihir barat.”
Raja Usep : “Saya juga.”
Ternyata
tatapan mata sahabat sejati mampu menyadarkan Eneng dan Siti. Serta
kebaikan Dewi Icih, dewi seluruh kerajaan. Raja Eumus an Eneng kembali
ke kerajaannya untuk mengumumkan kedamaian, begitu juga Raja Usep ddan Siti. Dewi
Icih juga kembali ke kerajaannya. Sedangkan Mang Diman dia ditinggal
tergeletak di semak-semak dekat bekas pintu berlian.
Keesokan Harinya di
bekas pintu berlian.
Eneng :
“Maafkan kami Dewi Icih, Raja Usep dan Raja Eumus . Kami tidak bisa
berlama-lama di negri ini, karena ada urusan tersendiri di dunia manusia.”
Dewi Icih : “Saya mengerti.”
Siti :
“Terima kasih atas semuanya. Nasihatnya dan pelajaran sihirnya.”
Raja Eumus :
“Sebagai kenang-kenangan. (memberikan mahkota) Sebagai tanda terima kasih sudah
membantu semuanya. Dan mengajarkan persahabatan.”
Eneng & Siti : “Terima kasih.”
Raja Usep : “Kami tidak akan melupakan kalian.”
Dewi Icih : “Mana kotaknya ?”
Raja Usep : “Ini
dia.” (memberikan kotak Witches)
Dewi Icih : (membaca mantra) “Kalian boleh
buka kotak ini sekarang.”
Raja Usep : “Jangan lupakan kami.”
Eneng & Siti : “Kalau begitu selamat tinggal.”
Eneng
dan Siti kembali ke dunia mereka semula, yaitu dunia
manusia. Sekarang Eneng lebih faham apa itu cinta dan
kebahagiaan. Muka masamnya jarang ditampakkan yang ada senyum khas di bibirnya.
Persahabatan adalah segala-galanya. Berbagi bahagia bersama sahabat. Dan
Akhirnya, kedua negeri itu (negeri penyihir barat dan negeri penyihir timur)
bersatu. Tidak ada pintu yang membatasi kedua negri tersebut, pintu itu hancur.
Negeri itu damai, tentram, sentosa. Diliputi oleh kebahagiaan tersendiri.
Selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar